oleh : Hidayatus Sholikhah
Kriiiiiiiiiiing……, Bel masuk sekolah SMA Pertiwi berbunyi. Seperti biasa Shelin seorang gadis cantik tetapi pemalas yang hobinya hanyalah online dan tidur, hari ini dia terlambat lagi. Shelin selalu datang terlambat gara-gara tidur larut malam karena keasyikan online. Berbeda dengan dua sahabat nya yang bernama Nadine dan Reza. Reza adalah seorang bintang kelas sekaligus ketua kelas di kelas mereka. Karena itulah dia banyak disukai oleh gadis–gadis di sekolah. Termasuk Nadine yang diam-diam mempunyai rasa kepada Reza.
Setelah tiba di sekolah, pintu gerbang sudah diitutup. Shelin yang punya beribu alasan untuk mengelabui Pak Rodi si penjaga gerbang agar bersedia membukakan pintu gerbang untuknya. “Kamu lagi.. kamu lagi.., setiap hari kau selalu datnag terlambat!” ucap Pak Rodi dengan jengkel. “Maaf Pak…, tadi bajaj nya mogok Pak.. jadi saya harus bantuin dorong pak..” jawab Shelin dengan raut wajah yang sedih. “ya sudah lah, hari ini bapak maafkan. Tapi ingat ya jangan di ulangi lagi!” jawab Pak Rodi dengan terpaksa. “oke deh pak..” sahut Shelin dengan muka yang riang sambil mencubit pipi Pak Rodi yang gendut. Setelah dibukakan pintu gerbang oleh Pak Rodi, Shelin pun segera berlari menuju ke kelas.
Sesampainya di kelas ternyata pelajaran Pak Jono sudah dimulai. Seorang guru fisika yang berkaca mata dan mempunyai tompel dipipi kirinya adalah guru yang sangat kejam. Dengan memberanikan dri Shelin mengetuk pintu kelasnya.”Tok tok tok…, Selamat pagi Pak..” kata Shelin dengan gugup dan gemetaran. “Jam segini masih pagi? Cepat masuk dan berdiri di sini dengan mengangkat kaki kanan dan jewer kedua telinga mu sendiri!!!” sahut Pak Jono dengan nada yang tinggi.”Baik Pak..” jawabShelin. “Jangan berhenti sampai pelajaran saya selesai!” ucap Pak Jono tegas. Suasana kelas menjadi gaduh karena mentertawakan dan menghina Shelin. “Berhenti tertawa!!” ucap Reza yang duduk di bangku paling depan dengan suara yang lantang sambil memukul bangkunya. Akhirnya suasana kelas kembali normal dan meneruskan pelajaran.
Jam istirahat telah tiba. Para siswa mulai mengosongkan kelas mereka untuk pergi ke kantin. Kecuali Reza,Shelin, dan Nadine. “Shelin bangun..uda istirahat ni!”Nadine berusaha membangunkan Shelin yang tertidur di bangkusambil mendengarkan lagu di telinga nya. “Sudahlah biarin aja, mungkin dia masih capek!” sahut Reza dengan santai yang sedang membaca buku. “Aku kasian sama Shelin, semenjak orang tuanya berpisah dia jadi berubah. Aku mau dia menjadi Shelin yang dulu.” Ucap Nadine.”Iya.. aku ngerti suatu saat pasti dia akan berubah menjadi Shelin yang dulu.”jawab Reza smbil memikirkan sesuatu.beberapa saat kemudian Shelin terbangun dari tidurnya.”hah.. udah pulang ya..?” kata Shelin setelah menguap. “belum masih istirahat tau”.. kerjaan mu cuma tidur di kelas si..” sahut Nadine dengan jengkel. “Kita ke kantin yuk? Laper ni..” ajak Reza. “ya udah ayok kita ke kantin” jawab Nadine. Akhirnya mereka menuju kekantin bersama-sama.
Teeet..teet..teet.. “yeih.. akhirnya bel pulang bunyi juga!” ucap Shelin dengan riang dan segera meninggalkan kelas. “eh tunggu, jangan pulang dulu..Kita ke toko buku yuk..?” ajak Reza kepada dua sahabat ceweknya. “ayok.. kebetulan aku juga mau cari buku”sahut Nadine dengan gembira. “enggak ah. Lebih enakan online sambil tiduran di kasur” ucap Shelin malas. “lo.. kok gitu sih.. dari pada jenuh dirumah lebih baik kita ke toko buku aja” jawab Reza menerangkan. “kalau kalian mau ke toko buku ya udah silahkan. Aku gak ikut!” ucap Shelin yang dalam hati sedih tapi raut wajah yang senang. “ya sudah kalau kamu gak mau, kita pergi dulu ya..” sahut Nadine sambil menggandeng tangan Reza. “ya hati-hati” jawab Shelin kecewa.
Setelah sampai di rumah tanpa melepas baju seragamnya, Shelin langsung bergegas ke kamar untuk menyalakan laptop dan Mp3 nya.Tok tok tok.. Ny Sania atau ibu kandung Shelin mengetuk pintu kamar Shelin sambil membawakan segelas jus jeruk untuk Shelin. “Masuk saja ma..” kata Sheli yang sedang asyik dengan laptopnya. “Ini mama bawakan jus jeruk segar buat kamu” ucap Ny Sania dengan lembut dan penuh kasih sayang. “Taruh situ saja ma..” jawab Shelin dengan cuek. “kenapa tidak ganti baju dulu nak?” tanya mama Shelin. “enggak ah males” jawab Shelin kasar. “kamu kenapa sih, semenjak mama cerai dengan papa, kamu jadi berubah kaya’ gini?” tanya Ny Sania heran. Shelin yang masih asyik dengan laptop nyaterdiam sejenak mendengar pertanyaan dari mamanya tersebut. Shelin pun diam dam pura-pura tidak mendengar. “ya sudah mama minta maaf kalau mama punya salah sama kamu, tapi asal kamu tau sebenarnya perceraian itu bukan kemauan mama tap keinginan papa kamu sendiri.” Ny Sania melanjutkan pertanyaannya tadi dan menjelaskan kepada Shelin. Setelah Ny Sania keluar dari kamar Shelin, Shelin tiba-tiba merenung dan meneteskan air mata. Teringat kata-kata mamanya tadi.
Sepulang dari toko buku, Reza langsung menuju ke kamar untuk ganti baju dan tidur karena kecapekan. Sore hari nya Reza telah terbangun dari tidur siangnya. Reza memikirkan suatu rencana. Malam harinya Reza menyalakan laptop barunya yang diberi oleh orang tuanya karena menjadi juara kelas. Setelah berfikir sebentar, kemudian Reza membuat facebook baru untuk menjaili Shelin dengan menggunakan nama samaran yaitu Rafael. Di facebook barunya ini tidak ada foto Reza agar Shelin tidak tahu kalau sebenarnya itu adalah Reza. Setelah facebook barunya sudah terdaftar ia segera menambahkan facebook Shelin Ingint di Ciendta yaitu nama facebooknya Shelin sebagai teman di facebook Rafael. Ternyata pada saat itu Shelin juga sedang online.
“Wah.. ada yang ingin jadi teman ku ni..” kata Shelin senang saat melihat pemberitahuan facebooknya. Tanpa pikir panjang Shelin menerima permintaan pertemanan dari Rafael. Beberapa menit kemudian Rafael mengirimkan pesan ke facebook Shelin yang berisi “Hy..”. Shelin pun membalas dengan balasan “Hy juga..”. Akhirnya Shelin dan Rafael berkenalan dengan cara mengirimpesan lewat facebook. Dengan sikap Rafael yang baikda pengertian Shelin pun mulai suka berteman dengan Rafael. Dan akhirnya Shelin meminta nomer HP Rafael. Dan Reza yang menyamar sebagai Rafael memberi nomer barunya yang belum diketahui oleh Shelin. Lama kelamaan mereka berdua semakin dekat dan sudah saling mengenal lewat dunia maya tersebut.
Dua hari berlalu Shelin dan Rafael berkomunikasi melalui dunia maya. Reza punya rencans untuk mencoba sedikit merubah sikap Shelin melalui Rafael. Kemudian Reza mengirim pesan ke nomer HP Shelin yang berisi “Shelin cantik.. lagi ngapain?”tidak lama kemudian Shelin membalas dengan pesan “Lagi sedih ni Raf..”. Reza membalas “sedih kenapa? Kamu lagi ada masalah ya?”. Shelin pun curhat kepada Rafael kalau dia sedang ada masalah dengan keluarganya sehingga ia merasa sikapnya berubah menjadi buruk. Lalu Rafael menasehati Shelin agar Shelin merubah sikap buruknya itu. Sedikit demi sedikit Reza menasehati dan mengingatkan Shelin, akhirnya Shelin mengerti dan ia berusaha untuk merubah diri.
Keesokan harinya Shelin sudah bangun dari tidurnya sejak pukul 05.00 sebelum jam bekernya berbunyi untuk membangunkannya. Setelah dia sudah rapi dan siap pergi ke sekolah ia segera turun ke bawah untuk sarapan bersama bibi dan mamanya. Ny Sania pun heran dengan sikap Shelin yang berbeda dengan sebelumnya. Shelin terlihat lebih ceria dan tidak terburu-buru. Berbeda dengan sebelumnya yang setelah turun dari tangga, Shelin langsung keluar dari ruamh tanpa sarapan bahkan tanpa bepamitan dengan mamanya. Setelah Shelin melahap potongan roti terakhirnya dan meminum segelas susu, ia berpamitan kepada mamanya “Ma.. aku pergi sekolah dulu ya..”pamit Shelin kepada mamanya. “ya. Hati-hati nak.. jangan tidur di kelas lagi ya..”jawab Ny Sania dengan senyum gembira. “Oke ma..” sahut Shelin sambil melangkahkan kakinya keluar pintu.
Setelah bajaj yang dinaiki Shelin sampai di depan pintu gerbang SMA Pertiwi, Shelin segera turun dari bajaj untuk membayar pada sopir bajaj nya. Kemudian ia segera berjalan masuk ke dalam sekolah. “Selamat pagi Pak..” sapa Shelin kepada pak Rodi si penjaga gerbang sambil berjaan santai. “iya..” sahut Pak Rodi tidak sadar. Lalu Pak Rodi berpikir dan engingat-ingat sesuatu dan akhirnya Pak Rodi sadar dan berkata dalam hati “Loh.. itu tadi kan anak yang suka datang terlambat, tumen sekali dia berangkat pagi? Ah ya sudahlah mungkin dia sudah berubah”.
“Eh Shelin, tumben jam segini kamu udah dateng?” canda Nadine kepada Shelin. “he he he.. lagi kepengen dateng pagi aja” jawab Shelin. Lalu Reza menyahuti pembicaraan mereka berdua. “Kamu ini aneh ya din, dulu kamu bilang ke aku kalau kamu ingin Shelin itu berubah, nah sekarang dia sudah berubah kamu bilang tumben”. Nadine pun terdiam. Shelin menatap mata Reza dan disitu Shelin teringat oleh nasehat Rafael. Merasa ditatap oleh Shelin, Reza pun menjadi salah tingkah dan keluar dari kelas.
Setelah pelajaran hari ini berakhir Shelin,Nadin,dan Reza bergegas pulang ke rumah masing-masing. Setibanya di rumah, HP Reza berbunyi. Kemudian Reza mengambil HP yang ada di sakunya. Dan di bukanya pesan dari Shelin untuk Rafael yang berisi bahwa Shelin mendadak ingin bertemu dan akan mengatakan sesuatu kepada Rafael. Setelah membaca pesan itu Reza menjadi bingung akan membalas apa. Reza berusaha untuk menenangkan diri dan berfikir. Akhirnya Reza menentukan untuk menemui Shelin di kafe Cinta kursi nomer 10. Disana Reza akan menceritakan yang sebenarnya pada Shelin dan mengungkapkan perasaannya pada Shelin.
Setelah Rafael setuju untuk bertemu dengan Shelin, Shelin pun bersiap-siap untuk bertemu dengan orang yang telah membuat dia berubah menjadi lebih baik. Tidak lama kemudian Shelin turun ke bawah. Tanpa berpamitan dengan mamanya, Shelin langsung menuju ke kafe Cinta dengan kendaraan favoritnya yaitu bajaj. Shelin sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Rafael.
Setelah tiba di kafe Cinta, Shelin segera masuk ke dalam kafe dan mencari kursi nomer 10. Dari kejauhan sudah terlihat kursi dengan nomer 10. Disana ada 2 kursi, satu kursi sudah di duduki oleh seorang laki-laki yang membelakanginya. Dengan mau-malu Sheli mendekat ke kursi tersebut. “Rafael..” ucap Shelin memanggil seorang laki-laki yang duduk di kursi nomer 10 itu. Shelin pun terkejut ketika tau bahwa Rafael itu adalah Reza sahabatnya sendiri. Shelin merasa kecewa karena ia telah tertipu. Tapi setelah Reza menjelaskan yang sebenarnya bahwa ia hanya ingin merubah sikap Shelin melalui Rafael dan Reza mengatakan bahwa sebenarnya dia mencintai Shelin. Tetapi Shelin memutuskan untuk bersahabat saja karena ia tau bahwa Nadine juga mencintai Reza. Tanpa disadari oleh mereka, ternyata Nadine juga sedang berada di kafe Cinta tepat di belakang mereka. Ia mendengar semua pembicaraan Reza dan Shelin. Nadine sempat meneteskan air mata, tetapi ia sadar bahwa Reza mencintai Shelin bukan dirinya. Nadine pun menyetujui hubungan Reza dan Shelin. Akhirnya Reza dan Shelin berpacaran dan tetap bersahabat dengan Nadine.
Setelah tiba di sekolah, pintu gerbang sudah diitutup. Shelin yang punya beribu alasan untuk mengelabui Pak Rodi si penjaga gerbang agar bersedia membukakan pintu gerbang untuknya. “Kamu lagi.. kamu lagi.., setiap hari kau selalu datnag terlambat!” ucap Pak Rodi dengan jengkel. “Maaf Pak…, tadi bajaj nya mogok Pak.. jadi saya harus bantuin dorong pak..” jawab Shelin dengan raut wajah yang sedih. “ya sudah lah, hari ini bapak maafkan. Tapi ingat ya jangan di ulangi lagi!” jawab Pak Rodi dengan terpaksa. “oke deh pak..” sahut Shelin dengan muka yang riang sambil mencubit pipi Pak Rodi yang gendut. Setelah dibukakan pintu gerbang oleh Pak Rodi, Shelin pun segera berlari menuju ke kelas.
Sesampainya di kelas ternyata pelajaran Pak Jono sudah dimulai. Seorang guru fisika yang berkaca mata dan mempunyai tompel dipipi kirinya adalah guru yang sangat kejam. Dengan memberanikan dri Shelin mengetuk pintu kelasnya.”Tok tok tok…, Selamat pagi Pak..” kata Shelin dengan gugup dan gemetaran. “Jam segini masih pagi? Cepat masuk dan berdiri di sini dengan mengangkat kaki kanan dan jewer kedua telinga mu sendiri!!!” sahut Pak Jono dengan nada yang tinggi.”Baik Pak..” jawabShelin. “Jangan berhenti sampai pelajaran saya selesai!” ucap Pak Jono tegas. Suasana kelas menjadi gaduh karena mentertawakan dan menghina Shelin. “Berhenti tertawa!!” ucap Reza yang duduk di bangku paling depan dengan suara yang lantang sambil memukul bangkunya. Akhirnya suasana kelas kembali normal dan meneruskan pelajaran.
Jam istirahat telah tiba. Para siswa mulai mengosongkan kelas mereka untuk pergi ke kantin. Kecuali Reza,Shelin, dan Nadine. “Shelin bangun..uda istirahat ni!”Nadine berusaha membangunkan Shelin yang tertidur di bangkusambil mendengarkan lagu di telinga nya. “Sudahlah biarin aja, mungkin dia masih capek!” sahut Reza dengan santai yang sedang membaca buku. “Aku kasian sama Shelin, semenjak orang tuanya berpisah dia jadi berubah. Aku mau dia menjadi Shelin yang dulu.” Ucap Nadine.”Iya.. aku ngerti suatu saat pasti dia akan berubah menjadi Shelin yang dulu.”jawab Reza smbil memikirkan sesuatu.beberapa saat kemudian Shelin terbangun dari tidurnya.”hah.. udah pulang ya..?” kata Shelin setelah menguap. “belum masih istirahat tau”.. kerjaan mu cuma tidur di kelas si..” sahut Nadine dengan jengkel. “Kita ke kantin yuk? Laper ni..” ajak Reza. “ya udah ayok kita ke kantin” jawab Nadine. Akhirnya mereka menuju kekantin bersama-sama.
Teeet..teet..teet.. “yeih.. akhirnya bel pulang bunyi juga!” ucap Shelin dengan riang dan segera meninggalkan kelas. “eh tunggu, jangan pulang dulu..Kita ke toko buku yuk..?” ajak Reza kepada dua sahabat ceweknya. “ayok.. kebetulan aku juga mau cari buku”sahut Nadine dengan gembira. “enggak ah. Lebih enakan online sambil tiduran di kasur” ucap Shelin malas. “lo.. kok gitu sih.. dari pada jenuh dirumah lebih baik kita ke toko buku aja” jawab Reza menerangkan. “kalau kalian mau ke toko buku ya udah silahkan. Aku gak ikut!” ucap Shelin yang dalam hati sedih tapi raut wajah yang senang. “ya sudah kalau kamu gak mau, kita pergi dulu ya..” sahut Nadine sambil menggandeng tangan Reza. “ya hati-hati” jawab Shelin kecewa.
Setelah sampai di rumah tanpa melepas baju seragamnya, Shelin langsung bergegas ke kamar untuk menyalakan laptop dan Mp3 nya.Tok tok tok.. Ny Sania atau ibu kandung Shelin mengetuk pintu kamar Shelin sambil membawakan segelas jus jeruk untuk Shelin. “Masuk saja ma..” kata Sheli yang sedang asyik dengan laptopnya. “Ini mama bawakan jus jeruk segar buat kamu” ucap Ny Sania dengan lembut dan penuh kasih sayang. “Taruh situ saja ma..” jawab Shelin dengan cuek. “kenapa tidak ganti baju dulu nak?” tanya mama Shelin. “enggak ah males” jawab Shelin kasar. “kamu kenapa sih, semenjak mama cerai dengan papa, kamu jadi berubah kaya’ gini?” tanya Ny Sania heran. Shelin yang masih asyik dengan laptop nyaterdiam sejenak mendengar pertanyaan dari mamanya tersebut. Shelin pun diam dam pura-pura tidak mendengar. “ya sudah mama minta maaf kalau mama punya salah sama kamu, tapi asal kamu tau sebenarnya perceraian itu bukan kemauan mama tap keinginan papa kamu sendiri.” Ny Sania melanjutkan pertanyaannya tadi dan menjelaskan kepada Shelin. Setelah Ny Sania keluar dari kamar Shelin, Shelin tiba-tiba merenung dan meneteskan air mata. Teringat kata-kata mamanya tadi.
Sepulang dari toko buku, Reza langsung menuju ke kamar untuk ganti baju dan tidur karena kecapekan. Sore hari nya Reza telah terbangun dari tidur siangnya. Reza memikirkan suatu rencana. Malam harinya Reza menyalakan laptop barunya yang diberi oleh orang tuanya karena menjadi juara kelas. Setelah berfikir sebentar, kemudian Reza membuat facebook baru untuk menjaili Shelin dengan menggunakan nama samaran yaitu Rafael. Di facebook barunya ini tidak ada foto Reza agar Shelin tidak tahu kalau sebenarnya itu adalah Reza. Setelah facebook barunya sudah terdaftar ia segera menambahkan facebook Shelin Ingint di Ciendta yaitu nama facebooknya Shelin sebagai teman di facebook Rafael. Ternyata pada saat itu Shelin juga sedang online.
“Wah.. ada yang ingin jadi teman ku ni..” kata Shelin senang saat melihat pemberitahuan facebooknya. Tanpa pikir panjang Shelin menerima permintaan pertemanan dari Rafael. Beberapa menit kemudian Rafael mengirimkan pesan ke facebook Shelin yang berisi “Hy..”. Shelin pun membalas dengan balasan “Hy juga..”. Akhirnya Shelin dan Rafael berkenalan dengan cara mengirimpesan lewat facebook. Dengan sikap Rafael yang baikda pengertian Shelin pun mulai suka berteman dengan Rafael. Dan akhirnya Shelin meminta nomer HP Rafael. Dan Reza yang menyamar sebagai Rafael memberi nomer barunya yang belum diketahui oleh Shelin. Lama kelamaan mereka berdua semakin dekat dan sudah saling mengenal lewat dunia maya tersebut.
Dua hari berlalu Shelin dan Rafael berkomunikasi melalui dunia maya. Reza punya rencans untuk mencoba sedikit merubah sikap Shelin melalui Rafael. Kemudian Reza mengirim pesan ke nomer HP Shelin yang berisi “Shelin cantik.. lagi ngapain?”tidak lama kemudian Shelin membalas dengan pesan “Lagi sedih ni Raf..”. Reza membalas “sedih kenapa? Kamu lagi ada masalah ya?”. Shelin pun curhat kepada Rafael kalau dia sedang ada masalah dengan keluarganya sehingga ia merasa sikapnya berubah menjadi buruk. Lalu Rafael menasehati Shelin agar Shelin merubah sikap buruknya itu. Sedikit demi sedikit Reza menasehati dan mengingatkan Shelin, akhirnya Shelin mengerti dan ia berusaha untuk merubah diri.
Keesokan harinya Shelin sudah bangun dari tidurnya sejak pukul 05.00 sebelum jam bekernya berbunyi untuk membangunkannya. Setelah dia sudah rapi dan siap pergi ke sekolah ia segera turun ke bawah untuk sarapan bersama bibi dan mamanya. Ny Sania pun heran dengan sikap Shelin yang berbeda dengan sebelumnya. Shelin terlihat lebih ceria dan tidak terburu-buru. Berbeda dengan sebelumnya yang setelah turun dari tangga, Shelin langsung keluar dari ruamh tanpa sarapan bahkan tanpa bepamitan dengan mamanya. Setelah Shelin melahap potongan roti terakhirnya dan meminum segelas susu, ia berpamitan kepada mamanya “Ma.. aku pergi sekolah dulu ya..”pamit Shelin kepada mamanya. “ya. Hati-hati nak.. jangan tidur di kelas lagi ya..”jawab Ny Sania dengan senyum gembira. “Oke ma..” sahut Shelin sambil melangkahkan kakinya keluar pintu.
Setelah bajaj yang dinaiki Shelin sampai di depan pintu gerbang SMA Pertiwi, Shelin segera turun dari bajaj untuk membayar pada sopir bajaj nya. Kemudian ia segera berjalan masuk ke dalam sekolah. “Selamat pagi Pak..” sapa Shelin kepada pak Rodi si penjaga gerbang sambil berjaan santai. “iya..” sahut Pak Rodi tidak sadar. Lalu Pak Rodi berpikir dan engingat-ingat sesuatu dan akhirnya Pak Rodi sadar dan berkata dalam hati “Loh.. itu tadi kan anak yang suka datang terlambat, tumen sekali dia berangkat pagi? Ah ya sudahlah mungkin dia sudah berubah”.
“Eh Shelin, tumben jam segini kamu udah dateng?” canda Nadine kepada Shelin. “he he he.. lagi kepengen dateng pagi aja” jawab Shelin. Lalu Reza menyahuti pembicaraan mereka berdua. “Kamu ini aneh ya din, dulu kamu bilang ke aku kalau kamu ingin Shelin itu berubah, nah sekarang dia sudah berubah kamu bilang tumben”. Nadine pun terdiam. Shelin menatap mata Reza dan disitu Shelin teringat oleh nasehat Rafael. Merasa ditatap oleh Shelin, Reza pun menjadi salah tingkah dan keluar dari kelas.
Setelah pelajaran hari ini berakhir Shelin,Nadin,dan Reza bergegas pulang ke rumah masing-masing. Setibanya di rumah, HP Reza berbunyi. Kemudian Reza mengambil HP yang ada di sakunya. Dan di bukanya pesan dari Shelin untuk Rafael yang berisi bahwa Shelin mendadak ingin bertemu dan akan mengatakan sesuatu kepada Rafael. Setelah membaca pesan itu Reza menjadi bingung akan membalas apa. Reza berusaha untuk menenangkan diri dan berfikir. Akhirnya Reza menentukan untuk menemui Shelin di kafe Cinta kursi nomer 10. Disana Reza akan menceritakan yang sebenarnya pada Shelin dan mengungkapkan perasaannya pada Shelin.
Setelah Rafael setuju untuk bertemu dengan Shelin, Shelin pun bersiap-siap untuk bertemu dengan orang yang telah membuat dia berubah menjadi lebih baik. Tidak lama kemudian Shelin turun ke bawah. Tanpa berpamitan dengan mamanya, Shelin langsung menuju ke kafe Cinta dengan kendaraan favoritnya yaitu bajaj. Shelin sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Rafael.
Setelah tiba di kafe Cinta, Shelin segera masuk ke dalam kafe dan mencari kursi nomer 10. Dari kejauhan sudah terlihat kursi dengan nomer 10. Disana ada 2 kursi, satu kursi sudah di duduki oleh seorang laki-laki yang membelakanginya. Dengan mau-malu Sheli mendekat ke kursi tersebut. “Rafael..” ucap Shelin memanggil seorang laki-laki yang duduk di kursi nomer 10 itu. Shelin pun terkejut ketika tau bahwa Rafael itu adalah Reza sahabatnya sendiri. Shelin merasa kecewa karena ia telah tertipu. Tapi setelah Reza menjelaskan yang sebenarnya bahwa ia hanya ingin merubah sikap Shelin melalui Rafael dan Reza mengatakan bahwa sebenarnya dia mencintai Shelin. Tetapi Shelin memutuskan untuk bersahabat saja karena ia tau bahwa Nadine juga mencintai Reza. Tanpa disadari oleh mereka, ternyata Nadine juga sedang berada di kafe Cinta tepat di belakang mereka. Ia mendengar semua pembicaraan Reza dan Shelin. Nadine sempat meneteskan air mata, tetapi ia sadar bahwa Reza mencintai Shelin bukan dirinya. Nadine pun menyetujui hubungan Reza dan Shelin. Akhirnya Reza dan Shelin berpacaran dan tetap bersahabat dengan Nadine.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar